Langsung ke konten utama

saat-saat bersamamuuuu


 Saat bahagia, kududuk berdua denganmu
Hanyalah bersamamu
Mungkin aku terlanjur tak sanggup jauh dari darimu
Kuingin engkau selalu
Tuk jadi milikku

Hanya lagu itu yang terus diulang – ulangi Callista, hampir seharian ini hanya lagu itu yang terus didengarnya.
“lo nggak bosan dengar lagu itu mulu?????” ucap adiknya yang mulai bosan dengan lagu itu
Bukannya menggannti lagunya Callista malah semakin asyik memutar lagu itu kini dengan volume yang lebih besar
“lo lagi gila kali ya??” jengkel dengan tingkah kakaknya yang senyum – senyum sendiri
Callista yang mendengarkan omelan adiknya itu hanya tutup kuping, tidak peduli dengan semua ucapan adiknya, ia hanya peduli dengan perasaannya yang sedang bahagia, seperti lagu itu, saat ini rasanya ia seperti terbang ke langit ditemani dengan burung – burung yang bernyanyi bahagia untuknya, dan diujung langit itu ada pangerannya yang sedang menunggunya dengn menunggang kuda putih
“udah jangan kakak lo yang lagi falling in love itu, mending sekarang kita jalan, siapa tau di luar ada hal yang lebih seru daripada di sini” ajak sepupunya, Diandra yang kebetulan menginap di rumah mereka
Aqsa yang merasa jengkel dan bosan akhirnya menyetujui ide sepupunya itu, iapun pergi mengganti pakaian dan langsung ngeloyor pergi tanpa minta izin dulu pada callista

Sementara itu Callista masih tetap asyik dengan khayalannya sendiri hingga ia tidak sadar kalau adiknya sudah pergi,  entah mengapa udah beberapa hari ini ia merasakan ada hal yang beda dengan perasaannya, ia sedang jatuh cinta, seharian ini ia hanya mendengarkan lagu – lagu cinta dan mengkhayalkan kak Willis seniornya
“andai aja gue jadi pacarnya kak willis, gue pasti sayang banget sama diaa” gumam callista pelan, ia takut ada yang mendengar nama kak Willis
Sudah 2 tahun ini perasaan itu mendiami hatinya, perasaan bahagia bercampur sedih ini telah mewarnai kehidupannya yang dulu membosankan, entah sejak kapan ia mulai menyukainya, yang ia tau saat ini ia benar – benar tergila – gila pada seniornya itu. Ia ingat awal pertemuan mereka, saat itu ia memang sudah menyukai kak willis, tapi baru kali ini rasa itu berkembang dan semakin berkembang membuatnya benar – benar mencintai seniornya itu. Sejak beberapa bulan yang  lalu pertemanan mereka semakin dekat, hubungan yang pada awalnya hanya sebagai senior dan junior berubah semakin akrab, bahkan kini mereka terlihat seperti sepasang kekasih, dan Callista juga yakin kalau kak Willis juga memiliki rasa untuknya, karena ia bisa melihat tingkah dan gerak – gerik kak willis yang sangat perhatian padanya. Bahkan kak willis juga sering curhat dan menceritakan banyak hal padanya, sehingga ia yakin kalau kak willis juga mencintainya, tapi sayang kak willis belum mengatakannya pada callista. Sehingga membuat diirnya ragu
Sedang  asyik –asyiknyaa mengkhayal, hp callista berbunyi
Dari kamarnya terdengar lagu saat bahagia, nada sambung yang memang sengaja ia atur jika kak willuus yang memanggil, dengan terburu – buru dan hati berdebar – debar Callista berlari ke kamarnya
“hallo” jawab Callista dengan suara agak gemetar karena ia kaget kak Willis tiba – tiba meneleponnya pagi – pagi begini
“hallo, callista lo dimana” jawab cowok tersebut dari balik telepon
“gue di rumah, emangnya kenapa?” jawabnya penasaran
“gimana kalau pagi ini kita jalan, gue sumpek di rumah terus, lo nggak punya acara kan?” tanya Willis dengan ragu – ragu
“nggak, gue nggak punya acara kok” jawab Callista dengan suara bahagia
“baguslah kalau gitu, nanti gue jemput lo jam 10, ok”
“Ok” callista lalu menutup teleponnya, dan ia langsung lompat – lompat kegirangan karena terlalu bahagia
“kak willlis ngajak gue ngedate, omg gue harus pakai apa ya?” bingung dengan pakaian yang akan dipakainya
Callista lalu membuka seluruh isi lemari, sehingga pakaiannya berantakan dan berserakan dimana – mana, ia mencoba semua  pakaian tapi ia tetap merasa tidak nyaman, ia ingin tampil cantik di depan kak willis. Akhirnya Callista menemukan baju hijau kesukaannya dan ia padukan dengan rok imut warna senada
“gue pasti kelihatan cantik kalau gue pakai baju ini” melihat dirinya di cermin
Setelah menemukan pakaian yang akan dipakainya, callista lalu berlari ke kamar mandi.
“lalalalalalalalalalala” Callista terus bernyanyi di kamar mandi. Setelah mandi dan berdandan iapun menunggu kak willis di depan rumahnya
Hampir setengah jam callista menunggu seperti orang bodoh tapi sayang willis sama sekali belum muncul. 1 jam.. 2 jam... willis belum muncul – muncul juga, hal ini membuat callista menjadi jengkel, iapun menelepon willis menanyakan dimana ia berada mengapa sampai sekarang belum muncul
“Hallo, kak dimana sekarang?”
“maaf ya callista kakak nggak bisa ke rumah lo, soalnya kakak lagi temanin si putri satu ini....”
“si putri.. maksudnya kak Vika??” tanyanya penasaran
“Iya nih... sorry banget ya, nanti kapan – kapan baru kita jalan.. Ok..”
“Ok..” jawab Callista lemas, sia – sia sudah penantiannya ini
Setelah itu Callista lalu mengakhiri panggilannya, rasa kecewa, marah dan cemburu bercampur aduk semuanya, apalagi ia sudah berdandan habis – habisan agar terlihat cantik di depan kak willis tapi bukannya pergi malah kak willis asyik jalan sama cewek lain hingga melupakan janjinya
“kak willis menyebalkan” langsung berbaring di tempat tidur dan tanpa disadarinya air matanya mengalir
Baru kali ini ia menangis karena seorang cowok, Callista yang terkenal cantik dan memiliki banyak fans di kampusnya, menangis karena seorang cowok suatu hal yang baru terukir di dalam kamusnya, tapi ini bukan kali pertamanya ia menangis karena willis, sejak ia mulai menyukai dan mencintai willis bukan hanya rasa bahagia dan senyuman yang ia rasakan tapi kadang deraian air mata juga mengikutinya, ia sudah terbiasa dengann sms dan telepon kak willis tiap hari untuknya, kalau 1 hari saja kak willis tidak menelepon atau sms dirinya ia merasa ada sesuatu yang hilang dari dirinya bahkan ia merasa sangat tersiksa jika willis mencuekkan dirinya dan asyik ngobrol dengan cewek lain, ada rasa marah, jengkel, benci dan sedih yang bercampur aduk di hatinya, dan semakin parah jika ia tidak melihat kak willis satu hari aja
“mengapa sih rasa ini begitu menyiksa gue” ucap Callista setengah berteriak
Untung saat itu rumah kosong sehingga tak ada yang mendengar teriakannya, kalau tidak bisa berabe nantinya
Karena memendam perasaan yang sangat menyiksa akhirnya callista memutuskan menelepon sahabatnya, Mary
Tapi seperti biasa, Mary pasti tidak mngangkatnya, karena ia sedang sibuk dengan game dan film – film korea kesukannya
Nanti sampai berulang kali ia memanggil, akhirnya Mary mengangkatnya
“halo Lis, napa” jawab Mary dengan entengnya tanpa menyadari berapa panggilan tidak terjawab dari callista untuknya
“Lo ngapain aja sih dari tadi? Ko gue nelpon nggak diangkat?”
“sorry, gue lagi seru nih main game, jadinya gue nggak dengar”
“Mending lo buang aja tuh hapelo daripada bikin gue tambah sensi” ujar Callista yang kesal dengan sifat sahabatnya itu
“Iya, sorry, lo juga sih mau nelpon nggak bilang – bilang jadinya gue nggak tau”
“Dasar, udah deh gue mau curhat nih”
“iya bakalan gue dengeriin kok, lo mau curhat apaan, tentang cowok idaman lo itu?”
“Ko lo tau?” jawab Callista penasaran
“ya iyalah gue tau, gue kan calon peramal... hahahahhahahaha” jawab mary setengah bercanda
“gue lagi sedih nih, gue kecewa berat” kali ini suara Callista terdengar sedih
Mary yang menyadari perasaan sahabatnya itu langsung menghentikan permainannya dan ia konsentrasi mendengarkan cerita sahabatnya itu
“tentang dia lagi?”
“iya, gue heran mengapa gue bisa jatuh cinta sama tuh orang, padahal ada orang lain yang lebih mencintai gue”
“namanya juga perasaan, bukan lo yang menentukan sama siapa  bakalan lo suka, datangnya aja nggak diundang perginya juga kadang nggak bilang – bilang..”
“kayak jelangkung dong.... hahahhaha” Callista kini bisa tertawa walaupun tadi sempat terbawa arus kesedihan
“Mungkin juga kali ya, tapi bagimanapun bentuknya dan kapanpun datangnya lo terima aja, anggap aja  saat ini cobaan cinta buat lo” ujarnya sambil kembali  memainkan game di laptopnya
Mendengar kata cobaan cinta, callista lansgung tertawa terbahak – bahak
“cobaan cinta, udah tambah dewasa nih ceritanya” ejek callista pada sahabatnya itu
“bukannya gitu, berdasarkan film – film yang gue nonton, semuanya selalu seperti kasus lo, ada cowok yang tulus mencintai lo sementara lo sendiri mencintai orang yang belum jelas perasaanya sama lo”
“lalu endingnya gimana?”
“Endingnya sih bahagia, cewek itu hidup bahagia bersama dengan orang yang dicintainya setelah melewati banyak rintangan, tapi khusus  kasus lo endingnya gue nggak tau soalnya bukan gue yang nulis ceritanya tapi lo sendiri yang nulis, kalau umpama  gue  penulisnya gue pasti akan menjadikannya happy ending, tapi semuanya ada di tangan lo”
“gue juga maunya ending yang bahgaia, tapi bagaimana gue bisa mendapatkannya kalau dia sendiri belum jelas sama gue”
“gue juga nggak tau, lo kan paling master dalam dunia percintaan sementara guekan masih kelas teri yang baru belajar”
“makasih ya, mungkin gue akan memutuskan dan menulis kisah cinta gue sendiri”
“sama – sama bu, itulah gunanya sahabat, tapi satu hal yang gue tekanin, belum tentu orang yang lo cintai dan orang yang mencintai lo saat ini adalah jodoh lo, semuanya tergantung nasib dan takdir, jadi nikmati aja semuanya, ikuti aja arus yang mengalir tapi jangan sampai lo malah masuk arus yang bakalan membuat lo makin tersesat. Jadi nikmati aja, gue yakin semuanya akan ada jalannya”
“thanks ya, ternyata lo pintar juga kasih petuah”
“petuah emang gue apaan, udah ya gue mau lanjutin game gue, mending sekarang lo mikir lagi apa jawabannya. Ok”
‘Ok... selamat bermain ya” langsung menutup teleponnya
Perasaan callista agak membaik, emang kadang – kadang otak sahabatnya itu bisa encer juga walau kadang – kadang lambat loading
Callista lalu mengingat dan berusaha mencari jawabannya, sebenarya ia sendiri pusing dengan dirinya, yang saat ini ia rasakan mungkin dilema cinta, emang benar juga sih ucapan sahabatnya itu, saat ini ia memang mengalami cobaan cinta, ia harus memilih diantara dua cowok. Seandainya diberikan 3 pilihan ingin rasanya ia tidak memilih siapapun  karena ia tidak ingin menyakiti siapapun, seandainya kak willis mencintainya mungkin jawabannya dengan mudah  ia katakan, tapi sayang kak wills hanya memberikannya pengharapan yang membuatnya semakin berharap, sikap kak willis itu bagaikan jinak – jinak burung merpati, semakin kuat ia genggam burung itu akan terbang jauh, saat ia berusaha menjauh burung itu malah berusaha mengejarnya, tapi saat ia berhasil menangkap burung itu, burung itu malah berubah seperti pasir yang lepas melalui genggaman tangannya, ia hanya memberikannya harapan tapi ketika ia sudah menyukainya ia malah pergi dan membiarkan dirinya jatuh dalam lembah kesedihan. Sungguh membingungkan. Sementara itu ada juga seorang cowok yang sudah berkali – kali ia tolak tapi masih tetap berusaha mendapatkan hatinya, Callista merasa sedih terhadap cowok itu, tapi ia juga seakan tidak bisa jauh dari cowok tersebut, ia juga akan merasa kesepian jika cowok itu pergi meninggalkannya, walaupun sudah berkali – kali Callista menghindarinya tapi  cowok itu tetap kukuh mengejarnya, semangatnya seperti batu karang yang tetap tegak berdiri walaupun ia sudah dihamtam ombak berkali – kali.
“apa yang harus gue lakuin sekarang? Gue merasa bersalah banget sama Jack yang sudah baek banget sama gue, tapi gue nggak bisa menerima perasaannya karena hati gue sepenuhnya udah menjadi milik kak willis..” ujar Callista sedih
Karena terlalu sedih dan terus menangis membuat dirinya lelah dan tertidur
Dalam tidurnya ia bermimpi  dirinya berada di antara 2 pilihan kasih sayang dan kesedihan, di pihak kasih sayang ada Jack yang udah menunggunya untuk duduk di kursi permaisurinya dikelilingi keindahan dan kebahagiaan, disisi lain ada kak willis yang sedang asyik duduk dan menikmati keindahan bunga dan siulan burung, tapi sayang kak willis tidak melihatnya, ia malah sibuk dengan kegiatannya, ia berjalan ke arah kak willis yang ia sadari akan banyak kesedihan, tanpa ragu – ragu ia terus berjalan, tapi baru beberapa langkah ia berjalan, tangannya ditahan  oleh Jack dan memperlihatkan keindahan tempatnya, Callista merasa tergoda, walaupun ragu – ragu iapun berbalik arah dan mengikuti jack yang menuntunnya, tapi ketika sampai di depan pagarnya, ada keraguan yang kembali terbersit di hatinya, kini hatinya seakan terikat dan ingin berlari ke arah kak willis,ia mencoba berbalik ke arah kak willis, dan ada pedih di hatinya ketika melihat kak willis dikelilingi banyak cewek – cewek cantik, ia melepaskan tangan Jack yang berusaha melarangnya, tapi kepedihan dan kemarahan di hatinya meledak, ia langsung mendorong tubuh Jack hingga terjatuh, iapun berlari ke taman kesedihan itu, kesedihannya makin bertambah karena Kak willis sama sekali tidak menghiraukan dirinya yang terjatuh berkali – kali karena ingin berlari ke arahnya, kini air matanya berderai, ia terjatuh di pertengahan antara kedua taman itu, rasa pedih dan sakit ini membuatnya tak kuasa untuk terus berlari atau berbalik arah, kini kegundahan mengisi hatinya, kak willis benar – benar melupakannya ia malah asyik dengan cewek – cewek itu sementara Jack hanya melihatnya lalu masuk kembali ke dalam tamannya dan menutup gerbangnya rapat – rapat, kini dirinya benar - benar sendiri, ketakutan dan kegelapan menyelimuti dirinya, dirinya yang diajak untuk pergi ke taman kebahagiaan, malah memilih taman kesedihan yang penuh air mata, kini ia bingung, ia benar – benar tersesat dan merasa salah jalan, ia ingin berbalik ke belakang tapi sayang  pintunya sudah tertutup rapat,  dari balik taman itu ia bisa mendengar canda tawa yang bergurai indah ataukah ia harus melanjutkan jalannya dan masuk ke taman kesedihan yang hanya akan membuatnya makan hati dan penuh air mata, kini ia benar – benar bingung, ia merasa sendiri tak ada cahaya atau penolong yang menunjukkan arah padanya, saat sendiri itu callista terus menangis, dan menangis..
“Wooooooooooooooooiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii, bangun neng” ujar Aqsa yang baru pulang
Callista yang menyadarinya langsung terbangun dengan keringat dingin di seluruh tubuhnya
“Lo habis lari ya??? Ko keringatan banget” ejek adiknya
Callista tidak menjawab, ia merasa mimpi itu benar – benar nyata, ia mengelap keringat di tubuhnya dengan selimut di sampingnya, mimpi yang aneh dan sangat menakutkan
“Udah mending lo minum dulu” memberikan segelas air putih
Callista menggangguk, ia lalu meminum air tersebut, setelah minum lamunan akan mimpi itu kembali muncul dan kini ia kembali berpikir seandainya saja ia berada di pilihan itu, antara taman kebahagiaan bersama orang yang mencintainya atau memlih taman kesedihan bersama orang yang belum tentu mencintainya dan akan terus membuatnya terluka, sebagai wanita ia pasti ingin dicintai daripada merasakan sakit dan makan hati seperti ini karena mencintai seseorang yang hanya memberi harapan palsu tanpa suatu kejelasan yang pasti sangat menyakitkan, tapi sekuat apapun ia berusaha  rasa ini sudah tertanam dihatinya sehingga membuatnya bingung dengan pilihannya sendiri. Mungkin mary benar, kalau itu semua memiliki jalan sendiri, ia hanya bisa mengikuti alur permainannya, tapi semakin ia bertahan di kisah cinta ini rasa sakit itu terus mengarah dan menusuk jantungnya membuatnya terus tersiksa, haruskah ia mundur dan memilih bersama Jack yang jelas – jelas mencintainya atau berusaha mengejar cinta willis, agar ia bisa bersama orang yang dicintainya. Sungguh membingungkan, pemainnya aja bingung gimana penulisnya ya?? Untuk mengetahui endingnya nonton aja sinetronnya langsung ya, setiap hari senin, selasa, kamis dan sabtu selama jam kuliah... okkokokoko...





Bonus




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil program studi Teknik Planologi (Perencanaan wilayah dan Kota)

                Sebagai seorang mahasiswa planologi saya menyadari bahwa pengetahuan masyarakat mengenai program studi / jurusan ini sangat kurang, khususnya bagi para calon – calon mahasiswa yang sedang mencari jurusan untuk melanjutkan studinya .          Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), yang sebelumnya lebih dikenal dengan nama Teknik Planologi, merupakan salah satu program studi di UIN Alauddin Makassar, berdiri pada tahun 2006 silam. PWK adalah program studi yang berkaitan dengan berbagai bidang ilmu yang lain, baik ilmu keteknikan maupun sosial ekonomi.

Sedikit Cerita Tentang Perjalananku Dari Makassar Menuju Ke Kabaena (Desa Pongkalaero).

ku awali cerita ini, dengan bismillahirrahmani rahim. atau unduh Hari ini adalah tanggal 14 Februari 2012, yaitu hari dimana Aku akan pulang kampung karena ada libur panjang semester ganjil. Segala sesuatu telah Aku persiapkan untuk pulang kampung kali ini. Hehehehe maklumlah ini adalah kali pertama ku pulang kampung pada liburan semester ganjil. Tak lupa kacamata hitam ku sambar dari atas meja dan berpose layaknya artis (vokalis Band Radja kali yee). Setelah semua barang-barang sudah siap mulai dari tiket hingga kacamata kini Aku pun siap untuk berangkat.. upsss.. motor blade keluaran tahun 2009 silver ku lupa di amankan. Akhirnya dengan susah-payah dan agak terburu-buru karena takut kemalingan dan ketinggalan kapal, aku menaruh motor itu di dalam kamar tidur dan menguncinya rapat - rapat di rumah kontrakanku (heheh maklum mahasiswa ngontrak rumah lahh..). setelah semuanya beres waktunya untuk berangkat, eh tiba-tiba Aku kebelet pipis lagi.. upss mungkin pengaruh kesenangan ka

TENTANG KOTA METROPOLITAN

Metropolitan   adalah :   istilah untuk menggambarkan suatu kawasan perkotaan yang relatif besar, baik dari ukuran luas wilayah, jumlah penduduk, maupun skala aktivitas ekonomi dan sosial. Secara etimogi (asal kata) kata metropolitan (kata benda) atau metropolis (kata sifat) berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu kata meter yang berarti ibu dan kata polis yang berari kota. (Wackerman, 2000). Pada masa itu, metropolitan memiliki makna sebagai “kota ibu” yang memiliki kota-kota satelit sebagai anak, namun dapat juga berarti pusat dari sebuah kota, sebuah kota negara (city-state), atau sebuah propinsi di kawasan Mediterania (Winarso, 2006). Definisi kawasan metorpolitan yang relevan dalam konteks negara Indonesia, yaitu berdasarkan Undang-Undang Tahun 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Undang-Undang tersebut mendefinisikan kawasan metropolitan sebagai kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan