Tulisan ini saya copy dari buletin perencanaan wilayah dan kota yang ditulis oleh Irwan Prasetyo – IAP, sangat cocok di baca bagi calon calon planner. Tulisan
ini dibuat untuk mengulas tentang Profesi Perencanaan Wilayah dan Kota,
kaitannya dengan upaya yang diperlukan oleh Asosiasi atau Ikatan Ahli
Perencanaan (IAP) untuk meningkatkan kiprahnya dalam pembangunan di
Indonesia. Pertama, marilah kita meninjau terlebih dahulu
definisi-definisi dan situasi yang ada sebagai berikut:
Apa yang dimaksud Profesi di bidang perencanaan?
Profesi perencanaan wilayah dan kota atau urban/city and regional planning adalah
profesi yang dinamis yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat/komunitas dalam mewujudkan suatu wilayah yang berazaskan
kenyamanan, keadilan, sehat lingkungan dan atraktif untuk generasi
sekarang dan yang akan datang.
Perencanaan
dapat memperkuat para pemimpin-pemimpin masyarakat dan bisnis untuk
menjalankan peran yang baik dalam mewujudkan komunitas yang sejahtera.
Perencanaan
yang baik, membantu mewujudkan komunitas untuk memiliki pilihan tentang
dimana dan bagaimana mereka akan menjalani kehidupan. Juga membantu
komunitas memiliki visi tentang arah perkembangan dan menemukan
keseimbangan antara perkembangan pembangunan, inovasi yang kreatif
dengan pelayanan utama, dan perlindungan lingkungan.
Apa yang dilakukan seorang perencana?
Perencana
professional akan membantu membentuk visi yang menyeluruh bagi suatu
komunitas. Mereka melakukan riset, disain dan mengembangkan
program-program, memimpin proses publik, merencanakan perubahan sosial,
melakukan analisa teknis, mengelola dan melakukan edukasi.
Spesialisasi apa saja dalam Profesi Perencanaan?
Pada
umum perencana melakukan pekerjaan pada satu atau lebih lingkup
spesialisasi. Beberapa perencana menjalani seluruh karirnya dalam salah
satu aspek, ada juga yang bergerak di antara aspek-aspek spesialisasi,
juga mengkombinasi aspek spesialisasi seperti tersebut di bawah ini:
Community Development, Tata Guna Lahan, Perencanaan Transportasi, Lingkungan Hidup, Ekonomi Pembangunan, Urban Design, Manajemen Publik, Permukiman, Pariwisata, dan Pemberdayaan Masyarakat.
Dimana para perencana bekerja?
Perencana ada di setiap negara di dunia, mereka bekerja di wilayah pedesaan, di pinggiran kota, maupun di kota-kota besar. Di Indonesia, dengan berbekal dasar-dasar pengetahuan perencanaan suatu daerah dari skala mikro sampai makro (site planning, urban planning, regional planning) ataupun dari interest-nya (transportation, land use, economics, sociology, tourism dll), mereka
bekerja dan berfungsi dalam pemerintah daerah, provinsi dan nasional.
Mereka juga bekerja dalam lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta,
pada developer real estate, dan konsultan perencanaan/multi disiplin.
Skill/Kemampuan apa yang perlu dimiliki Perencana ?
Melihat
luasnya spektrum kerja dari profesi perencana, perlu dilihat kemampuan
apa saja yang diperlukan oleh perencana agar dapat mempertajam keandalan
dan dapat menunjukkan kiprah di antara profesi-profesi lain.
American Planning Association, APA menyimpulkan sebagai berikut:
Selain pendidikan formal, seorang perencana perlu memiliki kombinasi skill yang menunjang sukses mereka secara professional. Karena perencanaan adalah profesi yang dinamik dan diversed, kemampuan individu bervariasi bergantung pada peran dan area spesialisasi. Perencana diharapkan memiliki kombinasi dari skill antara lain berikut:
- Pengetahuan tentang struktur spasial kota/tata ruang atau desain fisik dan bagaimana system perkotaan bekerja;
- Kemampuan untuk menganalisa informasi demografik dan melihat kecenderungan yang terjadi pada populasi, tenaga kerja, tingkat kesehatan;
- Pengetahuan tentang penyusunan rencana dan evaluasi proyek;
- Menguasai teknik melibatkan masyarakat luas dalam pengambilan keputusan;
- Mengetahui proses dan program pemerintah kota, kabupaten, propinsi dan nasional;
- Mengetahui dampak lingkungan dan sosial terhadap komunitas dari suatu keputusan perencanaan;
- Kemampuan untuk bekerja dengan publik dan mengartikulasikan issue perencanaan dengan berbagai lapisan masyarakat;
- Kemampuan untuk berfungsi sebagai mediator atau fasilitator pada saat terjadi konflik dalam masyarakat;
- Mengerti tentang dasar hukum tata ruang dan tata guna lahan;
- Mengerti tentang interaksi antara ekonomi, transportasi, pelayanan masyarakat dan peraturan guna lahan;
- Kemampuan untuk mengatasi masalah dengan keseimbangan antara kompentensi teknis, kreatifitas dan pragmatism;
- Kemampuan untuk melihat alternatif pada lingkungan sosial dan fisik;
- Menguasai teknologi dan perangkat lunak yang berkaitan dengan perencanaan a.l geographic information system.
Pengembangan Untuk Profesi dalam Perencanaan Kota dan Wilayah
Melihat aspek-aspek skill
/kemampuan yang dibutuhkan di atas, merupakan fokus dan perhatian
dari IAP untuk turut aktif meningkatkan dan mempertajam kemampuan para
anggota agar para perencana dapat mengkontribusikan energi dan kemampuan
dalam pembangunan masyarakat dan negara ini, secara lebih meningkat dan
profesional.
Program-program
seminar, pertemuan ilmiah dan penerbitan jurnal profesional perlu
dilakukan secara terus menerus, agar para anggota selalu dapat bertukar
pengalaman dan ilmu. Merupakan hal yang patut disayangkan bila ilmu dan
pengalaman-pengalaman tidak dibagikan kepada satu sama lain, karena bila
demikian, para perencana di Indonesia hanya meningkatkan kemampuannya
berdasarkan perkembangan ilmu dan pengalaman diri sendiri saja and they do this the hard way. Semoga para perencana di Indonesia semakin dapat bersinergi di masa yang akan datang.
Komentar