Meski mendapat penolakan dari sejumlah kalangan, Kebijakan Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam yang akan menjadikan daerahnya sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pertambangan Nasional, mulai terbukti. Nyatanya, hingga saat ini, puluhan perusahaan tambang mulai menyerbu sejumlah daerah dan kepulauan yang diyakini mengandung mineral bernilai tinggi.
Salah satu pulau yang paling banyak kedatangan perusahaan tambang adalah Pulau Kabaena. Pulau kabaena yang terbagi dalam 6 kecamatan ini, diketahui memiliki kandungan mineral seperti Nikel, Timah maupun Batu Krom.
Tercatat saat ini, puluhan perusahaan tambang mengklaim diri telah mengantongi izin eksplorasi maupun eksploitasi dari Pemerintah Provinsi Sultra maupun Kabupaten Bombana antara lain, PT. Billy Indonesia, PT. Timah, PT. Anugrah Kharisma Barakah, PT. PNS, dan sejumlah perusahaan tambang lainnya.
Kehadiran sejumlah perusahaan tambang tersebut, membuat penduduk setempat khawatir. Selain kehadiran perusahaan-perusahaan itu tidak memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat, ancaman degradasi lingkungan membayangi masyarakat setempat. Bahkan dikhawatirkan Pulau Kabaena akan tenggelam.
“kalau perusahaan tambang beroperasi, kami khawatir sumber mata air kami akan kering karena lokasi operasi perusahaan sangat dekat dengan mata air dan pemukiman. Yang paling fatal, tidak lama lagi kampung ini akan terkena musibah banjir dan warga kehilangan tempat tinggal,” kata Sundu, warga kelurahan Baliara, Kecamatan Kabaena Barat.
Sementara sejumlah warga lainnya mengeluhkan sikap beberapa perusahaan tambang yang menggunakan cara intimidasi untuk menekan warga agar melepas lahannya dengan tawaran harga 1.000 hingga 1.300 Rupiah per meter.
“Tanah kami dihargai lebih murah ketimbang harga mi instan, Ini adalah penghinaan,” keluh Agus, warga Kelurahaan Rahampuu.
Terkait penolakan warga, saat dikonfirmasi oleh jurnalis beritakendari.com, PT. Titan (anak perusahaan PT. Timah) yang rencananya akan memulai pengapalan hasil pertambangan timah di Desa Baliara dan Kelurahan Rahampuu ini tidak bersedia memberikan komentar.
Komentar