Penataan
ruang adalah proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang. Di DKI
Jakarta, pelaksanaannya dilakukan oleh gubernur dengan memperhatikan
pertimbangan departemen, lembaga dan badan pemerintah, serta berkoordinasi
dengan pemerintah daerah sekitarnya, sesuai ketentuan UU. Tujuannya untuk
meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih,
sebagai sarana pengamanan lingkungan, menciptakan keserasian lingkungan alam
dan lingkungan binaan yang berguna bagi kepentingan masyarakat. Manfaat
penyediaan ruang terbuka hijau adalah menumbuhkan kesegaran, kenyamanan,
keindahan lingkungan, menurunkan polusi dan mewujudkan keserasian lingkungan.
Ruang
Terbuka Hijau ( RTH ) kota bermanfaat mengisi hijau tumbuhan dan pemanfaatannya
bagi kegiatan masyarakat. Berdasarkan tata letaknya, RTH kota bisa berwujud
ruang terbuka kawasan pantai ( coastal open space ), dataran banjir
sungai ( river flood plain ), ruang terbuka pengaman jalan bebas
hambatan ( greenways ) dan ruang terbuka pengaman kawasan bahaya kecelakaan di
ujung landasan bandar udara. Menurut Dinas Tata Kota, RTH kota meliputi ;
- RTH makro, seperti kawasan
pertanian, perikanan, hutan lindung, hutan kota dan landasan pengaman
bandar udara.
- RTH medium, seperti kawasan
area pertamanan ( city park ), sarana olahraga, pemakaman umum.
- RTH mikro, yaitu lahan terbuka
yang ada di setiap kawasan permukiman yang disediakan dalam fasilitas umum
seperti taman bermain ( play ground ), taman lingkungan ( community
park ) dan lapangan olahraga.
Secara
sistem, RTH kota adalah bagian kota yang tidak terbangun, yang berfungsi
menunjang keamanan, kesejahteraan, peningkatan kualitas lingkungan dan
pelestarian alam. Umumnya terdiri dari ruang pergerakan linear atau koridor dan
ruang pulau atau oasis ( Spreigen, 1965 ). Atau path sebagai jalur
pergerakan dan room sebagai tempat istirahat, kegiatan atau tujuan (
Krier, 1975 ). Dapat berbentuk buatan manusia dan alam yang terjadi akibat
teknologi, seperti koridor jalan dan pejalan kaki, bangunan tunggal dan
majemuk, hutan kota, aliran sungai, dan daerah alamiah yang telah ada
sebelumnya. Ringkasnya, totalitas kesatuan yang memiliki keterkaitan dan dapat
digunakan sebagai sistem orientasi.
Lingkungan
& warga kota, saling menjaga. Saling membutuhkan.
Ruang
terbuka penting bagi kesehatan, kesejahteraan, keamanan. Penampilannya dapat
menimbulkan semangat dan kebanggaan. Menurut klasifikasinya terbagi atas ; utility
open space, green open space, corridor open space, multiuse clasification (
De Chiara, 1982 ). Ruang terbuka kota banyak menentukan pola bentuk dan tatanan
ruang kota untuk tujuan kesehatan, kenyamanan, peningkatan kualitas lingkungan
dan pelestarian alam. Secara rinci sistem ruang terbuka kota diuraikan sebagai
berikut ;
- Ruang terbuka terkait produksi
( lahan kehutanan, pertanian, produksi mineral, sumber air, komersial dan
rekreasi ).
- Ruang terbuka untuk preservasi
sumber daya alam dan manusia ( rawa untuk habitat tertentu, hutan satwa,
bentukan geologi, batu karang, tempat2 bersejarah dan pendidikan )
- Ruang terbuka untuk kesehatan
dan kesejahteraan umum ( lahan untuk melindungi kualitas air, ruang
penimbunan sampah buangan, ruang untuk memperbaiki kualitas udara, area
rekreasi, area untuk menyajikan efek visual yang menarik ( bukit,
pegunungan, lembah, danau, pantai ).
- Ruang terbuka sebagai koridor (
kabel tegangan tinggi, jaringan pipa, bantaran sungai, jalur kereta api ).
Kota,
tak hanya kumpulan gedung dan sarana fisik. Kota adalah kesatuan antara
lingkungan fisik dan warga kota. Keduanya berinteraksi selama proses
berkembangnya kota. Perubahan2 yang bersifat positif akan bermanfaat bagi warga
kota. Kebanyakan kota di negara berkembang dibangun dengan latar belakang
agraris. Lahan pertanian di perkotaan sudah banyak yang berubah fungsi menjadi
kawasan permukiman. Sisanya, merupakan ruang RTH produktif yang menghidupi dan
memenuhi sebagian kebutuhan hasil pertanian warga kota.
Tanaman
meredam suara bising sampai 80 %
Penataan
RTH yang tepat mampu meningkatkan kualitas atmosfer kota, penyegaran udara,
menurunkan suhu kota, menyapu debu permukaan kota, menurunkan kadar polusi
udara dan meredam kebisingan. Penelitian Embleton ( 1983 ) menyebutkan, 1
hektar RTH dapat meredam suara 7 desibel per 30 meter jarak dari sumber suara,
pada frekuensi kurang dari 1000 CPS. Versi Carpenter ( 1975 ) dapat meredam
kebisingan 25-80 %.
RTH
umumnya didominasi tanaman dan tumbuhan yang banyak berpengaruh pada kualitas
udara kota. Tanaman dapat menciptakan iklim mikro, yaitu penurunan suhu
sekitar, kelembaban yang cukup, kadar oksigen yang bertambah karena adanya
proses asimilasi dan evapotranspirasi dari tanaman. Tanaman juga menyerap (
mengurangi ) karbondioksida di udara hasil kegiatan industri, kendaraan
bermotor, dsb. Menurut riset Gerakis, 1 hektar RTH dapat menghasilkan 0,6 ton
oksigen untuk konsumsi 1500 orang per hari. Kota yang baik seyogyanya membuat
warga kota sehat dengan kenyamanan dan kualitas lingkungan yang dimilikinya.
Peranan
RTH kota terhadap kelestarian lingkungan :
- Menunjang tata guna dan
pelestarian alam. Kualitas air menurun dan kian keringnya sumber2 air
bawah tanah dapat diperbaiki dengan pengembangan sistem RTH yang
terencana, seperti ; recharging basin, recharging sink hole, mengeleminir
banjir, perbaikan daerah aliran sungai ( DAS ) dan perluasan area
peresapan air.
- Menunjang tata guna dan
pelestarian tanah. Penetapan peruntukan yang kurang bijaksana menyebabkan
ekosistem terganggu. Pola RTH dalam sistem tata ruang kota dapat digunakan
sebagai alat pengendali tata guna tanah secara luas dan dinamis.
Pengembangan RTH dapat memperbaiki kondisi tanah itu sendiri secara
alamiah, sehingga perlu diadakan program2 perbaikan tanah kritis,
pencegahan erosi, peningkatan kualitas lingkungan ( permukiman, industri,
jalur transportasi, dsb ).
- Menunjang pelestarian plasma
nutfah. Dengan mengembangkan RTH maka program penghijauan pada ruang2
terbuka kota. Berbagai jenis tanaman yang diterapkan memberi
keanekaragaman hayati, sekaligus mengundang satwa liar, terutama burung.
Selama ini, mereka jarang ditemui di lingkungan perkotaan. RTH dapat
melestarikan keanekaragaman flora, fauna, dalam upaya pelestarian plasma
nutfah.
Ruang
publik & ruang terbuka. Apa sih bedanya ?
Tanaman di pot bisa menyegarkan
pojok kafe di area depan apartemen Braga City Walk. Setelah memandangi bangunan
antik di sepanjang koridor Braga, saatnya beristirahat melepas dahaga.
Ruang
umum ( publik ) merupakan bagian lingkungan yang berpola, terbentuk karena
kebutuhan bertemu atau berkomunikasi manusia. Wadah yang menampung kegiatan
tertentu, secara individu maupun kelompok. Bentuk ruangnya tergantung pola dan
susunan massa bangunan. Menurut sifatnya, ruang umum terbagi menjadi :
- Ruang tertutup umum, terletak
dalam bangunan.
- Ruang terbuka umum, terletak di
luar bangunan, dipergunakan setiap orang dan multifungsi ( jalan,
pedestrian, taman lingkungan, plaza, lapangan olahraga, taman kota, taman
rekreasi, dsb ). Ruang terbuka khusus, dimanfaatkan untuk kegiatan
terbatas dan keperluan khusus ( taman rumah tinggal, taman lapangan
upacara, daerah lapangan terbang, area latihan militer ).
Menurut
Ian C.Laurie, ruang terbuka dalam lingkungan alam dan manusia dikelompokkan sbb
;
- Ruang terbuka sebagai sumber
produksi ( daerah hutan, pertanian, produksi mineral, peternakan, perairan
( reservoir, energi ), daerah perikanan, dsb ).
- Ruang terbuka sebagai
perlindungan terhadap kekayaan sumber alam dan manusia ( cagar alam, cagar
budaya, suaka margasatwa, taman nasional, dll ).
- Ruang terbuka untuk kesehatan,
kesejahteraan dan kenyamanan ( melindungi kualitas air tanah, pengaturan
dan pengelolaan limbah, mempertahankan dan memperbaiki kualitas udara,
daerah rekreasi dan taman lingkungan ).
Menurut
kegiatannya, ruang terbuka terbagi dua ;
- Ruang terbuka aktif, mempunyai
unsur kegiatan di dalamnya, seperti bermain, berolahraga, jalan2. Ruang
ini dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan remaja,
penghijauan tepi sungai sebagai tempat rekreasi.
- Ruang terbuka pasif, tak
digunakan untuk berkegiatan, lebih berfungsi ekologis dan pengindah
visual, seperti penghijauan tepi jalan, penghijauan bantaran kereta api,
sungai, atau daerah alami.
Menurut
Rob Rimer ( Urban Space ), secara garis besar, ruang terbuka berbentuk ;
- Memanjang ( koridor ), umumnya
memiliki batas pada sisinya, seperti jalan, sungai, dsb.
- Membulat, umumnya mempunyai
batas pada sekelilingnya, seperti lapangan upacara, area rekreasi,
lapangan olahraga.
Menurut
sifatnya, ruang terbuka terdiri dari ;
- Ruang terbuka lingkungan,
bersifat umum, terdapat di suatu lingkungan.
- Ruang terbuka antar bangunan,
terbentuk oleh massa bangunan, bersifat umum atau pribadi, tergantung
fungsi bangunan.
Ruang
terbuka, fungsi sosialnya antara lain ;
- Tempat bermain dan olahraga
- Tempat bersosialisasi
- Tempat peralihan dan menunggu
- Tempat mendapatkan udara segar.
- Sarana penghubung antara satu
tempat dengan tempat lainnya.
- Pembatas di antara massa
bangunan.
- Sarana penelitian, pendidikan
dan penyuluhan masyarakat untuk membentuk kesadaran lingkungan.
- Sarana untuk menciptakan
kebersihan, kesehatan, keserasian dan keindahan lingkungan.
Fungsi
ekologisnya, antara lain ;
- Penyegaran
udara, mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro.
- Menyerap
air hujan.
- Pengendali
banjir dan pengatur tata air.
- Memelihara
ekosistem tertentu, melindungi plasma nutfah
- Pelembut
arsitektur bangunan.
Instruksi
Mendagri no.14 tahun 1988, penataan RTH di wilayah perkotaan bertujuan ;
- Meningkatkan
lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, indah, bersih dan sebagai
sarana pengaman lingkungan perkotaan.
- Menciptakan
keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk
kepentingan rakyat.
RTH
bagi pengembangan kota berperan sbb ;
- Sebagai alat pengukur iklim
amplitudo ( klimatologis ). Penghijauan memperkecil amplitudo variasi yang
lebih besar dari kondisi udara panas ke kondisi udara sejuk.
- Penyaring udara kotor (
protektif ). Penghijauan mencegah pencemaran udara berlebihan oleh asap
kendaraan, buangan industri, gas beracun, dll. Asap yang mengambang ke
udara, melalui proses kimiawi zat hijau daun dapat mengubah karbondioksida
( CO2 ) menjadi oksigen ( O2 ). Juga zat lemas ( N ) dan sulfur ( S ).
- Pohon peneduh tepi jalan
sebagai tempat hidup satwa burung/ unggas.
- Sebagai penunjang keindahan (
estetika ). Tanaman memiliki bentuk tekstur dan warna yang menarik, yang
dapat menunjang keindahan lingkungan.
- Mempertinggi kualitas ruang
hidup. Dari sudut planologi, penghijauan berfungsi sebagai pengikat dan
pemersatu emelen2 bangunan yang ada di sekelilingnya, sehingga tercipta
lingkungan yang kompak dan serasi.
Manfaat
RTH di wilayah perkotaan, antara lain ;
- Memberi
kesegaran, kenyamanan, keindahan lingkungan sebagai paru2 kota.
- Memberi
lingkungan bersih dan sehat bagi penduduk kota.
- Menghasilkan
kayu, daun, bunga dan buah.
- Sebagai
tempat hidup satwa dan plasma nutfah.
- Sebagai
resapan air, guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah, mengurangi
aliran air permukaan ( banjir ), menangkap dan menyimpan air, menjaga
keseimbangan tanah agar kesuburan tanah tetap terjamin.
- Sirkulasi
udara dalam kota.
- Sebagai
tempat sarana dan prasarana kegiatan rekreasi.
Dalam
lanskap, tanaman adalah primadona. Ada seninya, lho.
Elemen
lanskap terbagi dua ;
- Elemen keras ( hard material )
; perkerasan, bahan statis
- Elemen lembut ( soft material )
; tanaman, air.
Bagi
arsitek lanskap yang banyak menangani hubungan antara manusia, alam dan
teknologi bahan, tanaman merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan.
Elemen lembut selalu berkembang sesuai masa pertumbuhannya, menyebabkan bentuk,
tektur, warna dan ukurannya selalu berubah. Tanaman adalah makhluk yang tumbuh
dipengaruhi alam dan tempatnya tumbuh. Tata hijau ( planting design ),
sangat penting dalam pembentukan ruang luar. Penataan dan perancangannya mencakup
; habitus tanaman, karakter tanaman, fungsi tanaman dan peletakan tanaman.
Habitus
tanaman adalah tanaman yang dilihat dari segi botanis/ morphologis, sesuai
dengan ekologis dan efek visual. Segi botani tanaman, terdiri ;
- Pohon
: batang berkayu, percabangan jauh dari tanah, berakar dalam dan tinggi di
atas 3 meter.
- Perdu
: batang berkayu, percabangan dekat tanah, berakar dangkal, tinggi 1-3
meter.
- Semak
: batang tidak berkayu, percabangan dekat tanah, berakar dangkal, tinggi
50-100 cm.
- Penutup
tanah : batang tidak berkayu, berakar dangkal, tinggi 20 – 50 cm.
- Rerumputan.
Segi
ekologis, tanaman dilihat dari tempat hidupnya di ;
- Dataran rendah
- Dataran tinggi
- Lereng
- Gurun
- Danau
- Pantai.
Fungsi
tanaman : anti erosi, bising, debu, silau .. and much more
Tanaman
selain bernilai estetis juga meningkatkan kualitas lingkungan. Berbagai fungsi
tanaman dapat dikategorikan sbb :
- Kontrol pandangan. Tanaman dapat menahan silau
yang ditimbulkan oleh sinar matahari, lampu jalan, dan sinar lampu kendaraan.
Pohon atau perdu yang padat sebaiknya diletakkan di sisi atau median
jalan. Di median jalan tol, dilarang menanam pohon, sebaiknya tanaman
semak agar sinar lampu kendaraan dari arah berlawanan bisa dikurangi.
Peletakan pohon, perdu, semak, ground cover dan rumput dapat menahan
pantulan sinar dari perkerasan, hempasan air hujan dan menahan jatuhnya
sinar matahari ke daerah yang membutuhkan keteduhan. Tanaman tinggi
diperlukan untuk menghalangi cahaya yang sangat terang. Tanaman rendah
untuk menghalangi refleksi dari kaca jendela rumah. Tanaman dapat dipakai
sebagai dinding, atap dan lantai ( komponen pembentuk ruang ). Atap
dibentuk oleh tajuk pohon yang membentuk kanopi, atau tanaman merambat
pada pergola. Lantai bisa dibentuk dari rumput atau penutup tanah (
ground covers ). Pandangan dari arah atau ke arah ruang yang
diciptakan, dapat dikendalikan dengan pengaturan tanaman. Tanaman bisa
digunakan untuk membatasi pandangan ( ruang pribadi/ privacy space ).
Ruang pribadi dibentuk dengan penempatan tanaman pembatas pandangan
setinggi 1,5 – 2 meter. Tanaman dapat pula dimanfaatkan untuk menghalangi
pandangan terhadap hal2 yang tidak menyenangkan untuk dilihat, seperti
timbunan sampah, tempat pembuangan sampahdan galian tanah.
- Pembatas fisik. Tanaman dapat dipakai sebagai
penghalang pergerakan manusia dan hewan, juga mengarahkan pergerakan.
- Pengendali iklim. Faktor iklim yang mempengaruhi
kenyamanan manusia adalah suhu, radiasi matahari, angin, kelembaban, suara
dan aroma. Tanaman menyerap panas sinar matahari dan memantulkannya,
sehingga menurunkan suhu dan iklim mikro. Bayang2 tajuk pohon menciptakan
iklim mikro. Tanaman menahan, menyerap dan mengalirkan tiupan angin
sehingga menimbulkan iklim mikro. Perhatikan tinggi pohon, bentuk, jenis,
kepadatan dan lebar tajuk. Tanaman mengurangi kecepatan angin 40 – 50 %.
Tanaman dapat menyerap suara bising di daerah yang membutuhkan ketenangan.
Perhatikan tinggi pohon, lebar tajuk dan komposisi tanaman. Contoh, pada
topografi lembah, tanaman Coniferous mereduksi 75 % suara mobil dan 80 %
suara truk. Pada topografi datar, tanaman semak mereduksi 75 % suara mobil
dan 50 % suara truk. Tanaman sebagai filter, menyaring debu, bau dan
memberi udara segar.
- Pencegah erosi. Pembentukan muka tanah,
pemotongan dan penambahan muka tanah ( cut and fill ), penggalian
tanah untuk danau buatan bisa menimbulkan efek negatif pada lahan. Tanah
menjadi rapuh dan mudah tererosi oleh air hujan dan hembusan angin
kencang. Akar tanaman dapat mengikat tanah sehingga menjadi kokoh dan
tahan terhadap pukulan air hujan serta tiupan angin. Juga menahan air
hujan yang jatuh secara tidak langsung ke permukaan tanah. Untuk jenis
tanaman merambat, maksimal kemiringan tanah 45 derajat ( perhatikan
karakter akar dan tanah ).
- Habitat satwa. Tanaman menjadi sumber makanan
bagi hewan dan tempat berlindungnya, sehingga secara tidak langsung
membantu pelestarian kehidupan satwa.
- Nilai estetis. Nilai ini diperoleh dari
perpaduan antara warna ( daun, batang, bunga ), bentuk fisik tanaman (
batang, percabangan, tajuk ), tekstur tanaman, skala dan komposisi
tanaman. Nilai estetis tanaman diperoleh dari satu tanaman, sekelompok
tanaman sejenis, kombinasi tanaman berbagai jenis atau kombinasi antara
tanaman dengan elemen lanskap lainnya. Bayangan tanaman terhadap dinding,
lantai, perbedaan bentuknya saat tertiup angin dan bergulirnya waktu, bisa
terlihat indah. Tanaman yang diletakkan pada tepi atau sekeliling kolam,
bayangannya akan tercermin di air ( refleksi ) menghasilkan pemandangan
menarik. Keindahan itu meningkatkan kualitas lingkungan.
Pagi berembun, anggrek yang ditanam Mama akhirnya berbunga.
Kesegarannya menyemangati saya. Surprise. Today will be a good day ..
Warna batang, daun dan bunga menimbulkan
efek visual, tergantung refleksi cahaya yang jatuh pada tanaman tsb. Warna daun
dan bunga menarik perhatian manusia, hewan dan mempengaruhi emosi yang
melihatnya. Warna cerah membangkitkan rasa senang, gembira dan hangat. Warna
lembut memberi kesan tenang dan sejuk. Beberapa jenis tanaman dalam berbagai
warna dipadukan dan dikomposisikan akan terlihat estetis.
Bentuk tanaman dapat dimanfaatkan untuk
menunjukkan bentuk 2 atau 3 dimensi, memberi kesan dinamis, indah, memperlebar
dan memperluas pandangan, atau sebagai aksen ruang. Tekstur suatu
tanaman ditentukan batang/ percabangannya, massa daun, serta jarak pandang
terhadap tanaman tsb. Tekstur tanaman juga mempengaruhi secara psikis dan fisik
orang yang memandangnya. Skala, atau proporsi tanaman adalah
perbandingan tanaman dengan lingkungan sekitarnya.
Aneka
pohon dan posisinya di ruang kota.
Peletakan
tanaman harus disesuaikan dengan tujuan perancangannya, dengan mengingat fungsi
tanaman yang dipilih. Pada peletakan ini mesti dipertimbangkan kesatuan dalam
desain ( unity ), yaitu antara lain ; variasi, penekanan, keseimbangan,
kesederhanaan, urutan. Dalam perencanaan tanaman lanskap, pemilihan jenis
tanaman merupakan faktor penting. Jenis dan karakteristik tanaman yang banyak
digunakan dalam desain langskap, antara lain ;
- Cemara
gunung ( Cemara junghuniana ), D/T = 6/20 m, bentuk tajuk segitiga,
ditanam sepanjang tepi jalan raya.
- Bambu
halus ( Arundinaria japonica ), D/T = 1,5/ 6 m, bentuk tajuk rumpun,
ditanam di tepi jalan keluar kendaraan, atau area parkir.
- Cemara
gembel ( Cupressus papuana ), D/T = 2,5 /5 m, bentuk tajuk segitiga,
ditanam di area parkir.
- Tanjung
( Mimusops elengi ), D/T = 8/8 m, bentuk tajuk segitiga, bentuk tajuk
bebas, ditanam di tepi jalan dan area parkir.
- Cemara
tiang ( Cupressus sempervirens ), D/T = 2,5/5 m, bentuk tajuk segitiga,
ditanam di jalan sekunder.
- Cemara
susun ( Araucaria exelsa ), D/T = 10/30 m, bentuk tajuk segitiga, ditanam
di tepi jalan sekunder, pembentuk ruang.
- Kenari
( Canarium comune ), D/T = 6/22 m, bentuk tajuk bebas, ditanam di tepi
jalan raya.
- Bunga
sapu tangan ( Maniltoa gemipara ), D/T = 6/15 m, bentuk tajuk kubah,
ditanam untuk identitas lokasi atau peneduh.
- Rasamala
( Allenga exelsa ), D/T = 8/20, bentuk tajuk bebas, ditanam sebagai
peneduh atau pencegah erosi.
Komentar