Langsung ke konten utama

Pulang Kampung sesion 1

Sore terasa lambat di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar. Orang-orang berkerumun saat kapal merapat. Mereka berancang-ancang berebut meraih tangga kapal. Jam menunjukkan pukul 16.00. Beberapa saat kemudian mesin berbunyi dan cerobong mengepulkan asap. Kapal bergerak pelan meninggalkan pelabuhan , untuk kemudian menuju bagian tenggara Pulau Sulawesi. Kapal itu lumayan sesak dengan penumpang dan aneka barang. Maklum, kapal penumpang itu juga mengangkut banyak barang. Tetapi orang-orang tetap menikmati perjalanan. Sesekali mereka ada di dek bagian atas untuk sekedar melihat keindahan Selat Bone. Langit merah saga di Barat sana, yang menandakan sang surya akan segera istrahat.


“Ke Bau-Bau juga ya?” tanya seseorang bapak kepada Saya. “Saya dari antar anak untuk test di UNHAS,” tambahnya tanpa di tanya. Terlihat ia begitu berharap anaknya dapat lulus. Wajahnya memperlihatkan perjuangan dengan sorot mata yang menyala.
Waktu mulai gelap, suasana di kapal mulai teratur dan dingin mulai menyergap. Beberapa penumpang mulai mengeluh akan cuaca yang sepertinya begitu bergelombang hingga membuat kapal terasa bergetar. Di dek bagian bawah deru gelombang dan ombak terus menyertai perjalanan menuju Pulau Buton, Pulau yang berada si sebelah selatan Propinsi Sulawesi Tenggara.

Manjelang pagi kegiatan terlihat mulai hidup. Beberapa penumpang terlihat mengemas barang mereka agar lebih rapi dan sesekali memeriksa untuk dipastikan tetap aman. Terlihat pula beberapa cleaning service kapal sibuk membersihkan beberapa dek yang terlihat kurang bersih.

Sekitar pukul 11.00 WITA perjalanan semakin menarik. Dari jauh dapat kulihat pemandangan sebuah pulau, pulau terbesar ke- 3 di Sulawesi Tenggara. Dialah Pulau Kabaena, yang sekarang merupakan bagian dari pemerintahan Kabupaten Bombana setelah sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Buton. 

Pulau yang merupakan hasil bentukan dari gunung berapi yang tidak aktif ini menyimpan kekayaan alam dan keaneka ragaman flora serta fauna yang sangat banyak. Di Pulau ini pula terdapat beberapa spesis burung endemik yang hanya terdapat di Pulau Kabaena. Sangat Indah, meskipun kami hanya melewatinya dari bagian selatan pulau ini.

Semilir angin menambah indahnya suasana. Hal lain yang turut membuat sejuk pemandangan adalah segerombolan ikan lumba-lumba yang turut menampakkan diri seolah ingin memberi salam dan menyampaikan betapa besar kuasa Allah. Subuhanallah, begitu indah.

Seusai shalat Dzuhur yang kami jamak dengan Ashar di Mushallah kapal, kapten kapal mengumumkan bahwa kurang lebih satu jam lagi Kapal Dobonsolo akan sandar di Pelabuhan Murhum Kota Baubau. Ini artinya saya harus berkemas dan memeriksa kembali barang bawaan untuk memastikan jika tidak ada yang tertinggal terlebih hilang.

Akhirnya, kapal berhasil merapat di Pelabuhan Murhum. Pelabuhan yang kini sedang diperpanjang jaraknya untuk memudahkan aktifitas bongkar muat peti kemas. Dari atas kapal sambil menunggu tangga turun dipasang, kita dapat menyaksikan pemandangan indah Kota Baubau.

Kota yang memiliki tekstur berundak-undak ini sering di samakan dengan Kota Hongkang yang ada di Cina. Walaupun tidak terdapat bangungan tinggi seperti di Hongkong tapi sudah cukup mirip dengan tata kotanya. Dari bagian tertinggi kita bisa melihat keperkasaan Benteng Keraton Buton. Benteng yang masuk dalam museum rekor Internasional ini merupakan Benteng terluas di dunia. Sedangkan di bagian bawah kita pun bisa menyaksikan hutan nan hijau yang merupakan kawasan hijau yang melindungi alisan sungai yang bernama Kali Ambon. Sedangkan jauh ke Barat, jejeran perkantoran mewah dengan kantor Wali Kota yang cukup menonjol dapat memanjakan mata kita. Untuk bagian Barat dan Utara juga tidak kalah, ada Tugu Kota dan Pulau Pasir yang indah yang bernama Pulau Makassar. Subuhanallah, begitu indah.

Kakiku pun melangkah menuruni anak tangga, menandakan Alhamdulillah petualangan Kapal Pelni usai.. (bersambung)

Wallahu Ta’ala A’lam bissawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI LOKASI (PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA)

1.Teori Klasik Menurut Reksohadiprojo-Karseno (1985)  Teori sewa dan lokasi tanah ,   pada dasarnya merupakan bagian dari teori mikro tentang alokasi dan penentuan harga-harga faktor produksi. Seperti halnya upah yang merupakan “harga” bagi jasa tenaga kerja, maka sewa tanah adalah harga atas jasa sewa tanah. David Ricardo , berpendapat bahwa penduduk akan tumbuh sedemikian rupa sehingga tanah-tanah yang tidak subur akan digunakan dalam proses produksi, dimana sudah tidak bermanfaat lagi bagi pemenuhan kebutuhan manusia yang berada pada batas minimum kehidupan. Sehingga, “sewa tanah akan sama dengan penerimaan dikurangi harga faktor produksi bukan tanah di dalam persaingan sempurna dan akan proporsional dengan selisih kesuburan tanah tersebut atas tanah yang paling rendah tingkat kesuburannya. Berkenaan dengan kota, biasanya tingginya nilai tanah bukanlah tingkat kesuburan tanah tersebut, tetapi lebih sering dikaitkan dengan jarak atau letak tanah (Reksohadiprojo-Karseno, 1985:25).

Profil program studi Teknik Planologi (Perencanaan wilayah dan Kota)

                Sebagai seorang mahasiswa planologi saya menyadari bahwa pengetahuan masyarakat mengenai program studi / jurusan ini sangat kurang, khususnya bagi para calon – calon mahasiswa yang sedang mencari jurusan untuk melanjutkan studinya .          Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), yang sebelumnya lebih dikenal dengan nama Teknik Planologi, merupakan salah satu program studi di UIN Alauddin Makassar, berdiri pada tahun 2006 silam. PWK adalah program studi yang berkaitan dengan berbagai bidang ilmu yang lain, baik ilmu keteknikan maupun sosial ekonomi.

makalah tentang Ruang Terbuka Hijau dalam perencanaan kota

Ruang Terbuka Hijau Dalam Perencanaan Kota Penulis : Febry Aristian Jurusan Teknik Perencanaan wilayah dan kota Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar                                                                                                                                 Abstrak Kota merupakan tempat para warga melangsungkan berbagai aktivitasnya, sehingga pengembangannya mestinya diarahkan agar dapat memenuhi tuntutan kebutuhan fisik dan spiritual. Tapi banyak ditemukan suatu kota yang perencanaannya dilakukan secara kurang memadai, sehingga menjadi lesu. Dalam makalah ini membahas tentang peran RTH dalam perencanaan kota karena RTH merupakan Sesuatu yang sangat penting dalam perencanaan kota . Dengan dibentuknya ruang-ruang terbuka hijau tersebut, dapat disusun suatu jaringan RTH-kota yang berfungsi meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih, sehat, dan indah. Di samping memperhitungkan aspek