Beritakendari.com-Kamis (3/3/2011) Ratusan mahasiswa Fakultas Tekhnik Universitas Haluoleo Kendari, mendesak kalangan DPRD Sulawesi Tenggara untuk segera memanggil dan meminta pertanggung jawaban Kapolda Sultra, menyusul adanya dugaan tindakan refresif oknum kepolisian terhadap sejumlah warga Kecamatan Kabaena Selatan, Kabupaten Bombana beberapa hari sebelumnya.
Desakan ini disuarakan mahasiswa saat berunjukrasa digedung DPRD Sultra Kamis siang. “Aparat kepolisian lagi-lagi mengintimidasi masyarakat sipil dan ini tidak bisa dibiarkan dan harus diusut tuntas”Teriak Naimul, koordinator aksi.
Ketua DPRD Sultra Rusman Emba yang menerima aksi mahasiswa menegaskan jika pihaknya dalam dua hari kedepan akan segera turun ke Kecamatan Kabaena Selatan untuk mengusut dan mengumpulkan informasi dugaan tindakan refresif oknum aparat itu.
“Kami sudah bentuk tim dan tanggal 8 Maret mendatang kami akan turun langsung kelapangan”jelasnya. Setelah dewan turun kelapangan, Ketua dewan berjanji akan segera memanggil Kapolda Sultra pada tanggal 10 Maret guna membahas persoalan tersebut.
Sebelumnya, Selasa (22/2/2011) lalu, 2 kepala desa bersama warga dari Kecamatan Kabaena Selatan Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara mengadu ke DPRD Sultra karena mengaku telah diintimdasi oleh sejumlah prsonil Brimob. Dalam pertemuan bersama ketua DPRD Rusman Emba dan anggota Komisi III Slamet Riyadi, Kepala Desa Puununu, Darmawi dan Kades Pangkalaero Tajuddin mengatakan 15 Brimob bersenjata lengkap mendatangi warga yang tengah beristirahat dirumah peristirahatan (camp) setelah berkebun.
“Mereka mengusir warga karena dianggap berkebun di areal PT Anugerah Harisma Barata (AHB). Warga jelas saja menolak karena tanah yang masih termasuk wilayah desa Pangkalaero itu termasuk tanah ulayat mereka dan dikhususkan untuk lahan perkebunan”Kata Kepala Desa Pongkalaero, Tadjuddin kala itu.
Komentar